Senin, 15 Juni 2020

Analisis Laporan Keuangan

PROFILE PERUSAHAAN UNILEVER Tbk.
Selama 85 tahun, Unilever Indonesia telah menjadi yang terdepan
di industri barang-barang konsumsi di Indonesia. Bisnis kami
didirikan dengan berlandaskan pada sebuah tujuan utama, yakni
untuk memasyarakatkan cara hidup yang berkelanjutan.
Perseroan pertama kali didirikan dengan nama Lever’s
Zeepfabrieken N.V. pada tanggal 5 Desember 1933. Di tahun 1980,
nama Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia", yang
tercatat dalam akta No. 171 dari notaris Ny Kartini Muljadi, S.H.
tertanggal 22 Juli 1980. Perseroan mengalami perubahan nama
lebih lanjut menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk" pada 30 Juni 1997
yang tercatat oleh akta No. 92 dari notaris publik Mr. Mudofir Hadi,
SH. Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat
Keputusan No.C2-1.049HT.01.04-Th.1998 tertanggal 23 Februari
1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tertanggal 15
Mei 1998, Suplemen No. 2620.
Setelah menjadi perusahaan publik di tahun 1981, Unilever
Indonesia menawarkan sahamnya pada masyarakat melalui
Bursa Efek di Jakarta dan Surabaya pada tanggal 11 Januari 1982,
dan sejak saat itu pula tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada
akhir tahun 2018, saham Perseroan menempati peringkat ke-5
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Kegiatan dan Segmen Bisnis
Kegiatan bisnis Perseroan berdasarkan Anggaran Dasar terakhir
adalah berada pada sektor industri, sektor jasa perdagangan besar
(distributor) dan perdagangan impor, layanan riset pemasaran, serta
layanan konsultasi manajemen, dengan rangkaian produk yang
meliputi sabun, deterjen, makanan yang diolah dari susu, es krim,
produk kosmetik, minuman teh serta jus buah.
Portofolio Perseroan terinspirasi dari kekayaan warisan global
maupun lokal, yang didukung oleh beragam inovasi, serta
pemahaman terhadap konsumen setempat. Rangkaian brand
Perseroan meliputi Sunlight, Royco, Wall’s, Bango, Pepsodent,
Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso,
Molto dan masih banyak lagi.
Brand-brand yang sarat dengan misi sosial ini menjadi ujung
tombak kami dalam menjalankan misi untuk mendorong
pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan seraya
menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan mengurangi
jejak lingkungan. Kami mewujudkan misi ini dalam Unilever
Sustainable Living Plan (USLP), yang menjabarkan rencana besar
kami dalam tiga bidang yang menjadi fokus yaitu: Meningkatkan
Kesehatan dan Kesejahteraan, Mengurangi Dampak Lingkungan,
dan Meningkatkan Penghidupan. Misi tersebut didukung oleh
komitmen kami terhadap nilai-nilai dan standar yang ditetapkan
dalam Pedoman Prinsip Bisnis (CoBP) kami, yang dirancang untuk
memastikan bahwa kepentingan semua pemangku kepentingan
kami terlindungi dengan baik.
Perseroan saat ini memiliki sembilan pabrik yang berlokasi di
kawasan industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut, Surabaya.
Kantor pusat kami berlokasi di Bumi Serpong Damai pada lahan
seluas 3 hektar, yang dibangun secara khusus untuk dapat
ditempati oleh lebih dari 1.200 karyawan kami. Produk-produk
Perseroan yang terdiri dari 42 brand unggulan dan kurang lebih
1.000 Stock Keeping Unit (SKU), dipasarkan melalui jaringan
yang melibatkan lebih dari 800 distributor independen yang
menjangkau ratusan ribu toko di seluruh Indonesia.
Segmen Operasional Kami
Bisnis Perseroan meliputi dua kategori produk utama, yaitu:
Home and Personal Care
Dengan menawarkan nilai yang istimewa dan kinerja yang unggul,
brand-brand kami pada kategori Rumah Tangga dan Perawatan
Tubuh (“Home and Personal Care”) telah membantu jutaaan
konsumen Indonesia untuk membuat mereka berpenampilan baik,
merasa nyaman, dan lebih menikmati kehidupan.
Foods and Refreshment
Disempurnakan dengan beragam inovasi dan pemahaman kami
yang mendalam terhadap konsumen, brand-brand Makanan dan
Minuman (“Foods and Refreshments”) dan kami memanjakan
konsumen dengan cita rasa yang lezat serta memberikan manfaat
dan nilai, khusus untuk keluarga Indonesia.
Kontributor Utama
Memasyarakatkan Cara Hidup yang Berkelanjutan
Tujuan luhur ini menjadi akar dari model bisnis yang kami
terapkan dan merupakan cara terbaik bagi Unilever Indonesia
untuk meraih pertumbuhan jangka panjang. Tujuan luhur ini
membantu kami untuk tetap dekat dengan konsumen serta
untuk menghadapi tantangan di dunia saat ini yang kompleks dan
berubah-ubah.
Brand, Operasional, Karyawan
Model bisnis kami menyatukan tiga elemen utama yaitu brand,
operasional, dan karyawan kami, dan dilaksanakan sesuai dengan
strategi Unilever Sustainable Living plan (USLP). Brand-brand kami
memiliki nilai yang kuat melalui produk-produk yang dicintai
oleh konsumen dan pelanggan kami. Kami mengembangkan,
memproduksi, mendistribusikan, dan memasarkan brand-brand
kami dengan memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen
dan masyarakat. Kegiatan operasional kami meliputi fungsi
dan asset supply chain, seperti bahan mentah, pabrik, logistik,
keahlian tentang seluk beluk pasar dan juga pemasaran.
Karyawan adalah jantung dari bisnis kami dalam mendorong
inovasi dan keunggulan. Kami menginvestasikan modal finansial
guna menunjang keseluruhan aset dan kegiatan tersebut.
Cara Kami Meningkatkan Keuntungan
Pertumbuhan Volume yang Menguntungkan, Keunggulan Biaya +
Efisiensi, Inovasi, Investasi Pemasaran
Kami berupaya untuk mewujudkan siklus pertumbuhan yang
baik. Pertumbuhan volume yang menguntungkan dapat dicapai
dengan berinvestasi pada inovasi dan brand guna menciptakan
produk-produk yang digunakan oleh 2 miliar konsumen di
seluruh dunia setiap hari. Skala yang besar ini memungkinkan
kami mengatur penyebaran biaya-biaya tetap dan meningkatkan
profitabilitas seraya terus berinvestasi untuk bisnis. Kami
berinvestasi untuk Riset & Pengembangan serta inovasi untuk
menciptakan produk-produk baru yang makin disempurnakan,
didukung oleh pemasaran yang jitu yang membuat brand kami
semakin kuat. Brand yang kuat akan mendorong pertumbuhan
volume yang menguntungkan dan siklus pertumbuhan yang baik
pun akan terus berlanjut.








Jenis-jenis dan Komponen Laporan Keuangan
Secara umum, kita mengenal empat jenis laporan keuangan yang penting diketahui dalam suatu bisnis beserta penjelasannya.
A.  Laporan Laba Rugi atau Income Statement
Laporan Laba Rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. Laporan ini berisi ringkasan dari kinerja keuangan suatu bisnis dari waktu ke waktu. Income Statement atau Profit & Loss atau Laporan Laba Rugi  biasanya disiapkan atau dipublikasi setiap kuartal atau tahun. Komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi sebagai berikut:
1.         Pendapatan (revenue) adalah arus uang masuk atau peningkatan aktiva lainnya dari sebuah perusahaan. Pendapatan juga menunjukkan penyelesaian liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
2.         Beban (Expense) adalah arus uang keluar atau penggunaan aktiva atau timbulnya liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
3.         Pendapatan lain-lain adalah pendapatan di luar pendapatan pokok perusahaan.
4.         Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan.
5.         Keuntungan (profit) adalah peningkatan modal (ekuitas) karena adanya transaksi perusahaan yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari perusahaan yang bersangkutan.
6.         Kerugian (loss) adalah penurunan ekuitas (modal) karena adanya transaksi perusahaan yang dihasilkan dari beban atau pendistribusian ke pemilik perusahaan.
7.         Laba Bersih Sebelum Pajak adalah hasil pengurangan laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi perusahaan.

B.   Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal atau ekuitas merupakan salah satu laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang menunjukkan perubahan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode tertentu.
Komponen yang terdapat dalam laporan perubahan modal sebagai berikut:
1.        Modal awal merupakan keseluruhan dana yang diinvestasikan untuk perkembangan atau kemajuan perusahaan dari awal perusahaan berdiri hingga waktu tertentu.
2.        Laba rugi adalah selisih pendapatan dengan sejumlah biaya pada laporan laba rugi.
3.        Prive merupakan penarikan modal untuk keperluan pribadi pemilik perusahaan.
4.        Modal akhir adalah saldo  modal awal ditambah laba rugi dan dikurangi penarikan.

C.    Neraca atau Balance Sheet
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu waktu tertentu atau a moment of time, atau per tanggal tertentu misalnya pada hari terakhir di tahun tertentu atau tanggal 31 Desember pada tahun tertentu. Laporan Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal. Komponen neraca adalah sebagai berikut:
1.         Aktiva. Aktiva atau aset adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan.  Aktiva atau aset merujuk pada keseluruhan sumber daya yang anda miliki. Hal itu meliputi kas, piutang, persediaan barang, lahan/tanah, gedung, dan sebagainya. Terdapat dua jenis aset, yaitu:
Aset Berwujud (Tangible) dan Tidak Berwujud (Intangible). Dan kedua jenis aset tersebut dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan memberikan beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis.
a)        Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset lancar sendiri terdiri dari persediaan, piutang, perlengkapan, dan investasi jangka pendek lainnya. Sedangkan untuk Aset tetap bisa berupa bangunan, peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik lainnya.
b)        Aset Tidak Berwujud terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik lainnya. Sumber daya non-fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta, Paten, Goodwill, dan lainnya. yang memberikan nilai bagi bisnis.

2.         Utang/kewajiban. Kewajiban adalah utang terhadap pihak lain yang harus dibayar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Akun kewajiban biasanya meliputi, utang, pendapatan diterima di muka, serta akrual (biaya yang jatuh tempo di kemudian hari). Kewajiban terbagi dua jenis, yaitu utang lancar dan jangka panjang. Utang lancar yaitu utang yang harus dilunasi jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Sedangkan, utang jangka panjang yaitu utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
3.         Ekuitas. Ekuitas atau modal adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi kewajiban). Ketiga hal tersebut kemudian dapat dihubungkan dengan suatu persamaan : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
D.    Laporan Arus Kas atau Cash Flow Statement
Laporan arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.Salah satu komponen Laporan Keuangan ini memuat ringkasan mengenai arus masuk dan keluar kas perusahaan. Laporan Arus Kas bisa disiapkan pada akhir bulan, kuartal atau tahun. Posisi likuiditas bisnis akan tercermin pada Laporan Arus Kas. Dan Laporan Ini juga bisa digunakan sebagai dasar untuk penganggaran dan perencanaan bisnis. Beberapa Elemen atau komponen yang terdapat dalam Laporan Arus Kas yaitu :
1.           Arus Kas dari Kegiatan Usaha (Operating Activities)
Yaitu arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya : penerimaan uang dari penjualan, pembayaran utang, penerimaan dividen, pelunasan pajak maupun pembayaran bunga.
2.           Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activities)
Yaitu arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan investasi. Seperti pembelian aset seperti mesin, dan penjualan aset seperti gedung atau lelang mobil dinas.
3.           Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Yaitu arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan pendanaan perusahaan. Misalnya penjualan obligasi, pembayaran dividen, pelunasan kredit dari bank.
E.  Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung hasil Laporan Keuangan sehingga informasi yang diberikan semakin jelas. Catatan ini bisa menjadi penguat untuk komponen-komponen lain di dalam laporan keuangan. Bagi setiap perusahaan, terutama jenis perusahaan terbuka atau Tbk, catatan laporan keuangan ini sangat diperlukan untuk memperjelas laporan keuangan sehingga ada banyak pemegang saham yang akan tertarik saat mereka menawarkan saham ke publik.Bagian-bagian dari Catatan Atas Laporan Keuangan:
1.        Bagian pertama, berisi tentang gambaran umum perusahaan yang terdiri dari beberapa hal seperti riwayat pendidikan perusahaan, serta nama anggota direksi dan dewan komisaris dan jumlah karyawan perusahaan.
2.        Bagian kedua, ikhtisar kebijakan akuntansi yang mengungkapkan dasar yang digunakan untuk mengukur dan menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi terhadap setiap peristiwa dan transaksi penting dalam perusahaan.
3.        Bagian ketiga, mengungkapkan akun-akun dalam laporan keuangan, seperti kas, investasi, wesel tagih, piutang usaha, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aset lancar, aset tetap dalam berbagai jenis, utang usaha, utang pajak, pinjaman jangka pendek, wesel bayar, pendapatan dimuka, dan segala informasi penting lainnya yang harus dirincikan tentang akuntansi perusahaan.















RINGKASAN MATERI BAB III
A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
       Menurut pemahaman kami, analisis laporan keuangan ialah suatu proses untuk meneliti laporan keuangan suatu perusahaan beserta dengan unsur-unsurnya yaitu laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan CALK yang bermaksud untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan juga mengetahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang telah disajikan. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka disini akan terlihat kondisi keuangan perusahaan sesungguhnya. Terakhir, hasil dari analisis laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
B. Tujuan dan Manfaat Analisis
1.      Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2.      Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3.      Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimilki;
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5.      Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6.      Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
C. Bentuk-bentuk Analisis Laporan Keuangan
Pertama, mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
Kedua, melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
Ketiga, melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
Keempat, memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
Kelima, membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
Keenam, memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.
D. Teknik Analisis Laporan Keuangan
       Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu :
1.      Analisis Vertikal (Statis), analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
2.      Analisis Horizontal (Dinamis), analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan, yaitu :
1.      Analisis perbandingan antara laporan keuangan
2.      Analisis trend
3.      Analisis persentase per komponen
4.      Analisis sumber dan penggunaan dana
5.      Analisis sumber dan penggunaan kas
6.      Analisis rasio
7.      Analisis kredit
8.      Analisis laba kotor
9.      Analisis titik pulang pokok atau titik impas (Break ever, point)
E. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
        Seperti yang dijelaskan di atas bahwa analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua model, yaitu : Pertama, analisis horizontal atau dinamis. Kedua, analisis vertikal atau statis. Perbandingannya, umtuk analisis horizontal laporan keuangan yang dianalisa yaitu untuk beberapa periode. Sedangkan, untuk analisis vertikal yaitu jika hanya membandingkan satu pos dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan hanya meliputi dstu periode laporan keuangan.
       Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, kita akan tahu terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode ke periode lain dan akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, sehubungan dengan perubahan yang terjadi.
       Dari hasil analisis perbandingan laporan keuangan, dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi yang ditunjukkan dalam bentuk :
1.      Jumlah dalam rupiah,
2.      Jumlah penurunan dalam rupiah,
3.      Jumlah kenaikan dalam rupiah,
4.      Perbandingan dalam persentasi, dan
5.      Perbandingan dalam bentuk rasio.
F. Analisis Trend
        Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Data yang digunakan adalah data data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode maka metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan mudah diketahui kecenderungan atau trend atau arah dari posisi keuangan apakah meningkat, menurun atau malah tetap dan biasanya dihitung dalam persentase.
       Data keuangan yang akan digunakan untuk mengadakan analisis trend dengan persentase adalah data yang paling awal.
G. Analisis Persentase Per Komponen
       Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan baik yang ada di neraca maupun laba rugi.
Tujuan analisis persentase per komponen adalah untuk mengetahui hal-hal berikut :
1.      Persentasi investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap passiva;
2.      Struktur permodalan;
3.      Komposisi biaya terhadap penjualan.













Analisis Laporan Keuangan
UNILEVER INDONESIA Tbk
NERACA PERBANDINGAN
Per 31 Desember 2017 dan 2018 (dalam jutaan)

Periode
Naik/Turun
Pos-pos dalam Neraca
Tahun
2017
Tahun
2018
Rupiah
%
Aktiva Lancar




Kas dan Setara Kas
404,784
351,667
(53,117)
(13,12)
Piutang Usaha




Piutang Usaha Pihak Ketiga
4,346,917
4,485,405
138,488
3,19
Piutang Usaha Pihak Berelasi
368,637
498,066
129,429
35,11
Piutang Lainnya




Piutang Lainnya Pihak Ketiga
72,986
92,172
19,186
26,29
Piutang Lainnya Pihak Berelasi
66,285
27,763
(38,522)
(58,12)
Persediaan Lancar




Persediaan Lancar Lainnya
2,393,540
2,658,073
264,533
11,05
 Biaya Diayar Dimuka Lancar
109,578
164,820
55,242
50,41
Pajak Dibayar Dimuka Lancar
3,707
47,063
43,316
1,168
Asset Tidak Lancar atau Kelompok Lepasan Diklasifikasikan Sebagai Dimiliki Untuk Dijual
175,201
0
(175,201)
(100)
Jumlah Asset Lancar
7,941,635
8,325,029
383,394
4,82
Asset Tidak Lancar




Aset Tetap
10,422,133
10,627,387
205,254
1,96
Goodwill
61,925
61,925
0
0
Aset Tak Berwujud Selain Goodwell
390,838
434,205
43,367
11
Aset Tidak Lancar Non-Keuangan Lainnya
89,882
74,424
(15,458)
(17,20)
Jumlah Aset Tidak Lancar
10,964,778
11,197,941
233,163
2,12

Jumlah Aset
18,906,413
19,522,970
916,557
8,93
Liabilitas dan Ekuitas




Liabilitas




Liabilitas Jangka Pendek




Pinjaman Jangka Pendek
3,450,000
460,000
(2,990,000)
(86,67)
Utang Usaha




Utang Usaha Pihak Ketiga
4,291,308
4,288,383
(2,925)
(0,07)
Utang Usaha Pihak Berelasi
235,802
284,217
48,415
20,53
Utang Lainnya




Utang Lainnya Pihak Ketiga
965,798
1,338,860
373,062
38,62
Utang Lainnya Pihak Berelasi
709,313
772,680
63,367
8,93
Beban Akrual Jangka Pendek
2,288,992
2,681,273
392,281
17,13
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Jangka Pendek
146,529
297,907
151,378
103,3
Utang Pajak
444,562
1,011,466
566,904
127,5
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
12,532,304
11,134,786
(1,397,518)
(11,15)
Liabilitas Jangka Panjang




Liabilitas Pajak Tangguhan
344,965
398,047
53,082
15,39
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Jangka Panjang
855,746
412,004
(443,742)
(51,85)
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
1,200,721
810,051
(390,670)
(32,54)
Jumlah Liabilitas
13,733,025
11,944,837
(1,788,188)
(13,02)
Ekuitas




Ekuitas yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk




Saham Biasa
76,300
76,300
0
0
Tambahan Modal Disetor
96,000
96,000
0
0
Saldo Laba (akumulasi kerugian)




Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya
15,260
15,260
0
0
Saldo Laba yang Belum Ditentukan Penggunaannya
4,985,828
7,390,573
2,404,745
48,23
Jumlah Ekuitas yang Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
5,173,388
7,578,133
2,404,745
46,49
Jumlah Ekuitas
5,173,388
7,578,133
2,404,745
46,49
Jumlah Ekuitas dan Liabilitas
18,906,413
19,522,970
616,557
3,27

Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca :
Sisi Aktiva Lancar
1.        Kas terjadi penurunan sebesar Rp 53,117 atau sekitar 13,12%, yaitu penurunan dari tahun 2017 sebesar Rp 404,784 menjadi Rp 351,667 pada tahun 2016.
2.        Piutang usaha pihak ketiga juga terjadi peningkatan sebesar Rp 138,488 atau sekitar 3,19% dari tahun 2017 sebesar Rp 4,346917 menjadi Rp 4,485,405 pada tahun 2018.
3.        Piutang usaha pihak berelasi mengalami kenaikan sebesar Rp 129,429 atau sekitar 35,11% dari tahun 2017 sebesar Rp 368,637 menjadi Rp 498,066 pada tahun 2018.
4.        Piutang lainnya pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar Rp 19,186 atau sekitar 26,29% dari tahun 2017 sebesar Rp 72,986 menjadi Rp 92,172 pada tahun 2018.
5.        Piutang lainnya pihak berelasi terjadi penurunan sebesar Rp 38,522 atau sekitar 58,12% dari tahun 2017 sebesar Rp 66,285 menjadi Rp 27,763 pada tahun 2018.
6.        Persediaan lancar lainnya terjadi kenaikan sebesar Rp 264,533 atau sekitar 11,05% dari tahun 2017 sebesar Rp 2,393,540 menjadi Rp 2,658,073 pada tahun 2018.
7.        Biaya dibayar dimuka lancar terjadi kenaikan sebesar Rp 55,242 atau sekitar 50,41% dari tahun 2017 sebesar Rp 109,578 menjadi Rp 164,820 pada tahun 2018.
8.        Pajak dibayar dimuka lancar terjadi kenaikan sebesar Rp 43,416 atau sebesar 1,168% dari tahun 2017 sebesar Rp 3,707 menjadi Rp 47,063 pada tahun 2018.
9.        Aset tidak lancar atau kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual terjadi penurunan sebesar Rp 175,201 atau sekitar 100% dari tahun 2017 sebesar Rp175,201 menjadi 0 pada tahun 2018.
10.    Jumlah aset lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 383,394 atau sekitar 4,82% dari tahun 2017 sebesar Rp 7,941,635 menjadi Rp 8,325,029 pada tahun 2018.

Aset Tidak Lancar
1.        Aset tetap terjadi peningkatan sebesar Rp 205,204 atau sekitar 196% dari tahun 2017 sebesar Rp 10,422,133 menjadi Rp 10,627,387 pada tahun 2018.
2.        Goodwill tidak mengalami perubahan dimana nilai pada tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 61,925.
3.        Aset tak berwujud selain goodwill terjadi peningkatan sebesar Rp 43,367 atau sekitar 11% dari tahun 2017 sebesar Rp 390,838 menjadi Rp 434,205 pada tahun 2018.
4.        Aset tidak lancar non keuangan lainnya terjadi penurunan sebesar Rp 15,458 atau sekitar 17,20% dari tahun 2017 sebesar Rp 89,882 menjadi Rp 74,424 pada tahun 2018.
5.        Jumlah aset tidak lancar terjadi peningkatan sebesar Rp 233,163 atau sekitar 2,12% ari tahun 2017 sebesar Rp 10,964,778 menjadi Rp 11,197,941 pada tahun 2018.
6.        Jumlah aset terjadi kenaikan sebesar Rp 916,557 atau sekitar 8,93% dari tahun 2017 sebesar Rp 18,906,413 menjadi Rp 19,522,970 pada tahun 2018.
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
1.        Pinjaman jangka pendek terjadi penurunan sebesar Rp 2,990,000 atau sekitar 86,67% dari tahun 2017 sebesar Rp 3,450,000 menjadi Rp 460,000 pada tahun 2018.
2.        Utang usaha pihak ketiga terjadi penurunan sebesar Rp 2,925 atau sekitar 0,07% dari tahun 2017 sebesar Rp 4,291,308 menjadi Rp 4,288,383 pada tahun 2018.
3.        Utang usaha pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar Rp 48,415 atau sekitar 20,53% dari tahun 2017 sebesar Rp 235,802 menjadi Rp 284,217 pada tahun 2018.
4.        Utang lainnya pihak ketiga terjadi kenaikna sebesar Rp 373,062 atau sekitar 38,62 % dari tahun 2017 sebesar Rp 965,798 menjadi Rp 1,338,860 pada tahun 2018.
5.        Utang lainnya pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar Rp 63,367 atau sekitar 8,93% dari tahun 2017 sebesar Rp709,313 menjadi Rp 772,680 pada tahun 2018.
6.        Beban akrual jangka pendek terjadi kenaikan Rp 392,281 atau sebesar 17,13 %  dari tahun 2017 sebesar Rp 2,288,992 menjadi Rp2,681,273 pada tahun 2018.
7.        Liabilitas imbalan pasca jangka pendek terjadi kenaikan sebesar Rp 151,378 atau sekitar 103,3% dari tahun 2017 sebesar Rp 146,529 menjadi Rp 297,907 pada tahun 2018.
8.        Utang pajak terjadi kenaikan sebesar Rp 566,904 atau sekitar 127,5% dari tahun 2017 sebesar Rp 444,562 menjadi Rp 1,011,466 pada tahun 2018.
9.        Jumlah liabilitas jangka pendek terjadi penurunan sebesar Rp 1,397,518 atau sekitar 11,15% dari tahun 2017 sebesar Rp 12,532,304 menjadi Rp11,134,786 pada tahun 2018.
Liabilitas Jangka Panjang
1.        Liabilitas pajak tangguhan terjadi kenaikan sebesar Rp53,082 atau sekitar 15,39 % dari tahun 2017 sebesar Rp 344,965 menjadi Rp 398,047 pada tahun 2018.
2.        Kewajiban pasca kerja jangka panjang terjadi penurunan sebesar Rp 443,742 atau sekitar 51,85% dari tahun 2017 sebesar Rp 855,746 menjadi Rp 412,004 pada tahun 2018.
3.        Jumlah liabilitas jangka panjang terjadi penurunan sebesar Rp 390,670 atau sekitar 32,54% dari tahun 2017 sebesar Rp 1,200,721 menjadi Rp 810,051 pada tahun 2018.
4.        Jumlah liabilitas terjadi penurunan sebesar Rp 1,788,188 atau sekitar 13,02 % dari tahun 2017 sebesar Rp 13,733,025 menjadi Rp 11,944,837 pada tahun 2018.
Ekuitas
Ekuitas yang Diatribusikan kepada Entitas Induk
1.        Saham biasa tidak mengalami perubahan dimana nilai pada tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar Rp 76,300.
2.        Tambahan modal disetor juga tidak mengalami perubahan dimana nilai pada tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 96,000.
3.        Saldo laba yang ditentukan penggunaannya juga tidak mengalami perubahan dimana nilai pada tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 15,260.
4.        Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya terjadi kenaikan sebesar Rp 2,404,745 atau sekitar 48.23% dari tahun 2017 sebesar Rp 4,985,828 menjadi Rp 7,390,573 pada tahun 2018.
5.        Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk terjadi kenaikan sebesar Rp 2,404,745 atau sekitar 46,49 % dari tahun 2017 sebesar Rp 5,173,388 menjadi Rp 7,578,133 pada tahun 2018.
6.        Jumlah ekuitas terjadi kenaikan sebesar Rp 2,404,745 atau sekitar 46,49 % dari tahun 2017 sebesar Rp 5,173,388 menjadi Rp 7,578,133 pada tahun 2018.
7.        Jumlah ekuitas dan liabilitas terjadi kenaikan sebesar Rp 616,557 atau sekitar 3,27% dari tahun 2017 sebesar Rp 18,906,413 menjadi Rp 19,522,970 pada tahun 2018.




























     PT UNILEVER TBK
LAPORAN LABA / RUGI
      KOMPREHENSIF
Komponen laporan laba/rugi
Tahun 2017
Tahun 2018
Naik ( turun )
Dalam %
Penjualan dan pendapatan usaha 
41,204,510
41,802,073
597,563
1.45%
Beban pokok penjualan dan pendapatan
(19,9  84,776)
( 20,709,800)
725,024
3.62%
Jumlah laba bruto
21,219,734
21,092,273
(127,461)
-1.62%
Beban penjualan
(7,839,378)
(7,719,088)
(120,299)
-1.53%
Beban umum dan administrasi
(3,875,371)
(3,917,,171)
41,800
1.07%
Pendapatan keuangan
3,579
15,776
12,197
340%
 Beban keuangan
(127,682)
(108,642)
(19,040)
-14.9%
Pendapatan lainnya
0
2,822,616
2,822,616
0
Beban lainnya
(9,212)
(0)
9,212
0
Jumlah laba rugi sebelum pajak penghasilan
9,371,661
12,185,764
2,814,103
30.3%
Pendapatan ( beban ) pajak
(2, 367,099)
(3,076,319)
(709,220)
29.96%
Jumlah laba( rugi) dari operasi yang di langjutkan 
7,004,562
9,109,445
2,104,883
30.05%
Jumlah laba ( rugi )
7,004,562
9,109,445
2,104,883
30.05%
Pendapatan komprehensif lainnya , setelah  cpajak




Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi , setelah pajak




 Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak
102,668
276,750
174,082
169.5%
 umlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
102,668
276,750
174,082
169.5%
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak
102,668
276,750
174,082
169.5%
jumlah laba rugi komprehensif
7,107,230
9,386,195
2,278,965
32.06%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan




Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk
7,004,562
9,109,445
2,104,883
30.05%
Laba / rugi komprehensif yang dapat diatribusikan




Laba / rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
7,107,230
9,386,195
2,278,965
32.06%
Laba ( rugi ) per saham




Laba per saham dasar di atribusikan kepada pemilik entitas induk




Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang di langjutkan
918
1,194
276
30.06%

Berikut adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos laporan laba rugi:
1.        Penjualan dan pendapatan usaha meningkat  Rp 597,563 atau sebesar 1.45% dari tahun 2017 Rp.41,204,510 menjadi 41, 802,073  pada tahun 2018 . hal ini di sebabkan karna adanya penambahan barang yang di jual dan laku di pasaran .
2.         Beban pokok penjualan dan pendapatan meningkat Rp.725,024  atau sebesar 3.62% dari tahun 2017 sebesar Rp.(19,984,776)  menjadi ( 20,709,800) pada tahun 2018 . hal ini di sebabkan seiring dengan meningkatnya penjualan pada satu tahun terakhir.
3.        Jumlah laba bruto menurun  Rp.(127,461) atau sebesar  -1.62% dari tahun 2017 sebesar Rp.21,219,734 menjadi  Rp. 21,092,273 pada tahun 2018 .
4.        Beban penjualan menurun  Rp.(120,299) atau sebesar  -1.53% dari tahun 2017 sebesar Rp.(7,839,378) menjadi Rp. (7,719,088) pada tahun 2018.
5.        Beban umum dan adminisstrasi  meningkat Rp.41,800 atau sebesar 1.07% dari tahun 2017 Rp.3,875,371 menjadi Rp. 3,917,171 pada tahun 2018 .
6.        Pendapatan keuangan meningkat Rp.12,197 atau sebesar 340% dari tahun 2017 sebesar Rp.3,579 menjadi sebesar Rp.15,776 pada tahun 2018 .
7.        Beban keuangan menurun Rp.19,040 atau sebesar  -14.9% dari tahun 2017 sebesar Rp.127,682 menjadi Rp.108,642 pada tahun 2018 .
8.        Jumlah laba rugi sebelum pajak meningkat sebesar Rp. 2,814,103 atau sebesar 30.3% dari tahun 2017sebesar Rp. 9,371,661 menjadi Rp.12,185,764 pada tahun 2018.
9.        Pendapatan (beban) pajak meningkat Rp.709,220 atau sebesar 29,96% .dari tahun 2017 sebesar Rp.2,367,099 menjadi Rp.3,076,319 pada tahun 2018 .
10.    Jumlah laba (rugi) dan operasi yang di langjutkan meningkat Rp.2,104,883 atau sebesar 30.05% . dari tahun 2017 sebesar 7,004,562 menjadi Rp. 9, 109,445 pada tahun 2018.
11.    Jumlah laba (rugi) meningkat Rp.2,104,883 atau sebesar 30.05% . dari tahun 2017 sebesar 7,004,562 menjadi Rp. 9, 109,445 pada tahun 2018.
12.    Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak menigkat Rp. 174,082 atau sebesar 169,5% . dari tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi Rp.276,750 pada tahun 2018.
13.    Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan di reklasifikasikan ke laba rugi ,setelah pajak menigkat Rp.174,082 atau sebesar 169.5%. dari tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi Rp.276,750 pada tahun 2018.
14.    Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak meningkat Rp.174,082 atau sebesar 169.5%. dari tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi Rp.276,750 pada tahun 2018.
15.    Jumlah laba rugi dan komprehensif menigkat Rp.2,278,965 atau sebesar 32.06% . dari tahun 2017 Rp. 7,107,230 menjadi sebesar Rp.9,386,195 pada tahun 2018.
16.    Laba (rugi) yang dapat di atribusikan ke entitas induk meningkat Rp.2,104,883 atau sebesar  30.05% . dari tahun 2017 sebesar Rp.7,004,562 menjadi sebesar Rp.9,109,445 paada tahun 2018 .
17.    Laba/rugi komprehensif yang dapat di atribusikan ke entiras induk menigkat Rp. 2,278,965 atau sebesar 32.06% . dari tahun 2017 sebesar Rp.7,107, 230 menjadi sebesar Rp.9,386,195 pada tahun 2018.
18.    Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang di langjutkan menigkat Rp.276 atau sebesar 30,06% . dari tahun 2017 sebesar Rp.918 menjadi sebesar Rp.1,194 pada tahun 2018.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar