PROFILE
PERUSAHAAN UNILEVER Tbk.
Selama
85 tahun, Unilever Indonesia telah menjadi yang terdepan
di
industri barang-barang konsumsi di Indonesia. Bisnis kami
didirikan
dengan berlandaskan pada sebuah tujuan utama, yakni
untuk
memasyarakatkan cara hidup yang berkelanjutan.
Perseroan
pertama kali didirikan dengan nama Lever’s
Zeepfabrieken
N.V. pada tanggal 5 Desember 1933. Di tahun 1980,
nama
Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia", yang
tercatat
dalam akta No. 171 dari notaris Ny Kartini Muljadi, S.H.
tertanggal
22 Juli 1980. Perseroan mengalami perubahan nama
lebih
lanjut menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk" pada 30 Juni 1997
yang
tercatat oleh akta No. 92 dari notaris publik Mr. Mudofir Hadi,
SH.
Akta tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat
Keputusan
No.C2-1.049HT.01.04-Th.1998 tertanggal 23 Februari
1998
dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tertanggal 15
Mei
1998, Suplemen No. 2620.
Setelah
menjadi perusahaan publik di tahun 1981, Unilever
Indonesia
menawarkan sahamnya pada masyarakat melalui
Bursa
Efek di Jakarta dan Surabaya pada tanggal 11 Januari 1982,
dan
sejak saat itu pula tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada
akhir
tahun 2018, saham Perseroan menempati peringkat ke-5
kapitalisasi
pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Kegiatan
dan Segmen Bisnis
Kegiatan
bisnis Perseroan berdasarkan Anggaran Dasar terakhir
adalah
berada pada sektor industri, sektor jasa perdagangan besar
(distributor)
dan perdagangan impor, layanan riset pemasaran, serta
layanan
konsultasi manajemen, dengan rangkaian produk yang
meliputi
sabun, deterjen, makanan yang diolah dari susu, es krim,
produk
kosmetik, minuman teh serta jus buah.
Portofolio
Perseroan terinspirasi dari kekayaan warisan global
maupun
lokal, yang didukung oleh beragam inovasi, serta
pemahaman
terhadap konsumen setempat. Rangkaian brand
Perseroan
meliputi Sunlight, Royco, Wall’s, Bango, Pepsodent,
Lux,
Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso,
Molto
dan masih banyak lagi.
Brand-brand
yang sarat dengan misi sosial ini menjadi ujung
tombak
kami dalam menjalankan misi untuk mendorong
pertumbuhan
yang menguntungkan dan berkelanjutan seraya
menciptakan
dampak positif bagi masyarakat dan mengurangi
jejak
lingkungan. Kami mewujudkan misi ini dalam Unilever
Sustainable
Living Plan (USLP), yang menjabarkan rencana besar
kami
dalam tiga bidang yang menjadi fokus yaitu: Meningkatkan
Kesehatan
dan Kesejahteraan, Mengurangi Dampak Lingkungan,
dan
Meningkatkan Penghidupan. Misi tersebut didukung oleh
komitmen
kami terhadap nilai-nilai dan standar yang ditetapkan
dalam
Pedoman Prinsip Bisnis (CoBP) kami, yang dirancang untuk
memastikan
bahwa kepentingan semua pemangku kepentingan
kami
terlindungi dengan baik.
Perseroan
saat ini memiliki sembilan pabrik yang berlokasi di
kawasan
industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut, Surabaya.
Kantor
pusat kami berlokasi di Bumi Serpong Damai pada lahan
seluas
3 hektar, yang dibangun secara khusus untuk dapat
ditempati
oleh lebih dari 1.200 karyawan kami. Produk-produk
Perseroan
yang terdiri dari 42 brand unggulan dan kurang lebih
1.000
Stock Keeping Unit (SKU), dipasarkan melalui jaringan
yang
melibatkan lebih dari 800 distributor independen yang
menjangkau
ratusan ribu toko di seluruh Indonesia.
Segmen
Operasional Kami
Bisnis
Perseroan meliputi dua kategori produk utama, yaitu:
Home
and Personal Care
Dengan
menawarkan nilai yang istimewa dan kinerja yang unggul,
brand-brand
kami
pada kategori Rumah Tangga dan Perawatan
Tubuh
(“Home and Personal Care”) telah membantu jutaaan
konsumen
Indonesia untuk membuat mereka berpenampilan baik,
merasa
nyaman, dan lebih menikmati kehidupan.
Foods
and Refreshment
Disempurnakan
dengan beragam inovasi dan pemahaman kami
yang
mendalam terhadap konsumen, brand-brand Makanan dan
Minuman
(“Foods and Refreshments”) dan kami memanjakan
konsumen
dengan cita rasa yang lezat serta memberikan manfaat
dan
nilai, khusus untuk keluarga Indonesia.
Kontributor
Utama
Memasyarakatkan
Cara Hidup yang Berkelanjutan
Tujuan
luhur ini menjadi akar dari model bisnis yang kami
terapkan
dan merupakan cara terbaik bagi Unilever Indonesia
untuk
meraih pertumbuhan jangka panjang. Tujuan luhur ini
membantu
kami untuk tetap dekat dengan konsumen serta
untuk
menghadapi tantangan di dunia saat ini yang kompleks dan
berubah-ubah.
Brand,
Operasional, Karyawan
Model
bisnis kami menyatukan tiga elemen utama yaitu brand,
operasional,
dan karyawan kami, dan dilaksanakan sesuai dengan
strategi
Unilever Sustainable Living plan (USLP). Brand-brand kami
memiliki
nilai yang kuat melalui produk-produk yang dicintai
oleh
konsumen dan pelanggan kami. Kami mengembangkan,
memproduksi,
mendistribusikan, dan memasarkan brand-brand
kami
dengan memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen
dan
masyarakat. Kegiatan operasional kami meliputi fungsi
dan
asset supply chain, seperti bahan mentah, pabrik, logistik,
keahlian
tentang seluk beluk pasar dan juga pemasaran.
Karyawan
adalah jantung dari bisnis kami dalam mendorong
inovasi
dan keunggulan. Kami menginvestasikan modal finansial
guna
menunjang keseluruhan aset dan kegiatan tersebut.
Cara
Kami Meningkatkan Keuntungan
Pertumbuhan
Volume yang Menguntungkan, Keunggulan Biaya +
Efisiensi,
Inovasi, Investasi Pemasaran
Kami
berupaya untuk mewujudkan siklus pertumbuhan yang
baik.
Pertumbuhan volume yang menguntungkan dapat dicapai
dengan
berinvestasi pada inovasi dan brand guna menciptakan
produk-produk
yang digunakan oleh 2 miliar konsumen di
seluruh
dunia setiap hari. Skala yang besar ini memungkinkan
kami
mengatur penyebaran biaya-biaya tetap dan meningkatkan
profitabilitas
seraya terus berinvestasi untuk bisnis. Kami
berinvestasi
untuk Riset & Pengembangan serta inovasi untuk
menciptakan
produk-produk baru yang makin disempurnakan,
didukung
oleh pemasaran yang jitu yang membuat brand kami
semakin
kuat. Brand yang kuat akan mendorong pertumbuhan
volume
yang menguntungkan dan siklus pertumbuhan yang baik
pun
akan terus berlanjut.
Jenis-jenis dan Komponen
Laporan Keuangan
Secara umum, kita mengenal
empat jenis laporan keuangan yang penting diketahui dalam suatu bisnis beserta
penjelasannya.
A. Laporan Laba Rugi atau Income Statement
Laporan Laba Rugi adalah bagian dari laporan keuangan
suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan
unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba
(atau rugi) bersih. Laporan ini berisi ringkasan dari
kinerja keuangan suatu bisnis dari waktu ke waktu. Income
Statement atau Profit & Loss atau Laporan
Laba Rugi biasanya disiapkan atau dipublikasi setiap kuartal atau
tahun. Komponen
yang terdapat dalam laporan laba rugi sebagai berikut:
1.
Pendapatan (revenue) adalah arus uang
masuk atau peningkatan aktiva lainnya dari sebuah perusahaan. Pendapatan juga
menunjukkan penyelesaian liabilitas selama periode tertentu karena pengiriman
atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
2.
Beban (Expense) adalah arus uang
keluar atau penggunaan aktiva atau timbulnya liabilitas selama periode tertentu
karena pengiriman atau produksi barang dan menyelesaikan jasa.
3.
Pendapatan lain-lain adalah pendapatan di luar
pendapatan pokok perusahaan.
4.
Beban lain-lain adalah beban yang tidak
berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan.
5.
Keuntungan (profit) adalah peningkatan
modal (ekuitas) karena adanya transaksi perusahaan yang dihasilkan dari
pendapatan atau investasi dari perusahaan yang bersangkutan.
6.
Kerugian (loss) adalah penurunan
ekuitas (modal) karena adanya transaksi perusahaan yang dihasilkan dari beban
atau pendistribusian ke pemilik perusahaan.
7.
Laba Bersih Sebelum Pajak adalah hasil
pengurangan laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi
perusahaan.
B. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal atau ekuitas merupakan salah satu laporan keuangan
yang dibuat oleh perusahaan yang menunjukkan perubahan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode tertentu.
Komponen yang terdapat dalam
laporan perubahan modal sebagai berikut:
1.
Modal awal merupakan keseluruhan dana yang
diinvestasikan untuk perkembangan atau kemajuan perusahaan dari awal perusahaan berdiri
hingga waktu tertentu.
2.
Laba rugi adalah selisih pendapatan
dengan sejumlah biaya pada laporan laba rugi.
3.
Prive merupakan penarikan modal untuk
keperluan pribadi pemilik perusahaan.
4.
Modal akhir
adalah saldo modal awal ditambah laba
rugi dan dikurangi penarikan.
C. Neraca atau Balance Sheet
Neraca merupakan laporan
keuangan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu waktu
tertentu atau a moment of time, atau per tanggal tertentu misalnya pada
hari terakhir di tahun tertentu atau tanggal 31 Desember pada tahun tertentu.
Laporan Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal. Komponen neraca adalah sebagai
berikut:
1.
Aktiva. Aktiva atau aset adalah semua hak yang dapat digunakan dalam operasi
perusahaan. Aktiva atau aset merujuk pada keseluruhan
sumber daya yang anda miliki. Hal itu meliputi kas, piutang, persediaan barang,
lahan/tanah, gedung, dan sebagainya. Terdapat
dua jenis aset, yaitu:
Aset
Berwujud (Tangible) dan Tidak Berwujud (Intangible). Dan
kedua jenis aset tersebut dikendalikan dengan harapan bahwa itu akan memberikan
beberapa manfaat di masa depan bagi perusahaan atau bisnis.
a)
Aset Berwujud terdiri dari Aset Lancar dan Aset Tetap. Aset
lancar sendiri terdiri dari persediaan, piutang, perlengkapan, dan investasi
jangka pendek lainnya. Sedangkan untuk Aset tetap bisa berupa bangunan,
peralatan, kendaraan, dan sumber daya fisik lainnya.
b)
Aset Tidak Berwujud terdiri dari hak dan sumber daya non-fisik
lainnya. Sumber daya non-fisik tersebut salah satu contohnya seperti Hak Cipta,
Paten, Goodwill, dan lainnya. yang memberikan nilai
bagi bisnis.
2.
Utang/kewajiban. Kewajiban adalah utang terhadap pihak lain yang harus dibayar, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Akun kewajiban biasanya meliputi, utang,
pendapatan diterima di muka, serta akrual (biaya yang jatuh tempo di kemudian
hari). Kewajiban terbagi dua jenis, yaitu utang lancar dan jangka panjang.
Utang lancar yaitu utang yang harus dilunasi jangka waktu satu tahun atau
kurang dari satu tahun. Sedangkan, utang jangka panjang yaitu utang yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
3.
Ekuitas. Ekuitas atau modal adalah hak pemilik atas
aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah aktiva dikurangi
kewajiban). Ketiga hal tersebut kemudian dapat dihubungkan dengan suatu
persamaan : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
D. Laporan Arus Kas atau Cash Flow Statement
Laporan arus kas (cash flow) adalah
suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi,
kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta
kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.Salah satu komponen Laporan Keuangan ini memuat ringkasan
mengenai arus masuk dan keluar kas perusahaan. Laporan Arus Kas bisa disiapkan
pada akhir bulan, kuartal atau tahun. Posisi likuiditas bisnis akan tercermin
pada Laporan Arus Kas. Dan Laporan Ini juga bisa digunakan sebagai dasar untuk
penganggaran dan perencanaan bisnis. Beberapa Elemen atau komponen yang terdapat dalam Laporan Arus Kas
yaitu :
1.
Arus Kas dari Kegiatan Usaha (Operating
Activities)
Yaitu
arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan. Misalnya : penerimaan uang dari penjualan,
pembayaran utang, penerimaan dividen, pelunasan pajak maupun pembayaran bunga.
2.
Arus Kas dari Kegiatan Investasi (Investing Activities)
Yaitu
arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan investasi.
Seperti pembelian aset seperti mesin, dan penjualan aset seperti gedung atau
lelang mobil dinas.
3.
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan
Yaitu
arus kas pemasukan maupun pengeluaran yang berasal dari kegiatan pendanaan
perusahaan. Misalnya penjualan obligasi, pembayaran dividen, pelunasan kredit
dari bank.
E. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas
Laporan Keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung hasil Laporan
Keuangan sehingga informasi yang diberikan semakin jelas. Catatan ini bisa
menjadi penguat untuk komponen-komponen lain di dalam laporan keuangan. Bagi
setiap perusahaan, terutama jenis perusahaan terbuka atau Tbk, catatan laporan
keuangan ini sangat diperlukan untuk memperjelas laporan keuangan sehingga ada
banyak pemegang saham yang akan tertarik saat mereka menawarkan saham ke
publik.Bagian-bagian dari Catatan Atas Laporan Keuangan:
1.
Bagian pertama, berisi tentang
gambaran umum perusahaan yang terdiri dari beberapa hal seperti riwayat
pendidikan perusahaan, serta nama anggota direksi dan dewan komisaris dan
jumlah karyawan perusahaan.
2.
Bagian kedua, ikhtisar
kebijakan akuntansi yang mengungkapkan dasar yang digunakan untuk mengukur dan
menyusun laporan keuangan serta kebijakan akuntansi terhadap setiap peristiwa
dan transaksi penting dalam perusahaan.
3.
Bagian ketiga, mengungkapkan
akun-akun dalam laporan keuangan, seperti kas, investasi, wesel tagih, piutang
usaha, persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, aset lancar,
aset tetap dalam berbagai jenis, utang usaha, utang pajak, pinjaman jangka
pendek, wesel bayar, pendapatan dimuka, dan segala informasi penting lainnya
yang harus dirincikan tentang akuntansi perusahaan.
RINGKASAN MATERI BAB III
A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut pemahaman kami, analisis laporan keuangan ialah suatu proses
untuk meneliti laporan keuangan suatu perusahaan beserta dengan unsur-unsurnya
yaitu laporan laba rugi, laporan saldo laba, laporan posisi keuangan, laporan
arus kas dan CALK yang bermaksud untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan
dan juga mengetahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana
hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari
laporan laba rugi yang telah disajikan. Setelah laporan keuangan disusun
berdasarkan data yang relevan serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan
penilaian yang benar, maka disini akan terlihat kondisi keuangan perusahaan
sesungguhnya. Terakhir, hasil dari analisis laporan keuangan akan memberikan
informasi mengenai kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
B. Tujuan dan Manfaat Analisis
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
dalam satu periode tertentu,baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha
yang telah dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa
saja yang menjadi kekurangan perusahaan;
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang
dimilki;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan
apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan
perusahaan saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen
ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau
gagal;
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding
dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
C. Bentuk-bentuk Analisis Laporan Keuangan
Pertama, mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan
selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
Kedua, melakukan pengukuran-pengukuran atau
perhitungan-perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang
biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh
benar-benar tepat.
Ketiga, melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
Keempat, memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan
dan pengukuran yang telah dibuat.
Kelima, membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
Keenam, memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan
dengan hasil analisis tersebut.
D. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan
yang biasa dipakai, yaitu :
1. Analisis Vertikal (Statis), analisis yang
dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan
antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya
untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke
periode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis), analisis
yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan
keuangan, yaitu :
1. Analisis perbandingan antara laporan
keuangan
2. Analisis trend
3. Analisis persentase per komponen
4. Analisis sumber dan penggunaan dana
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
6. Analisis rasio
7. Analisis kredit
8. Analisis laba kotor
9. Analisis titik pulang pokok atau titik
impas (Break ever, point)
E. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa
analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua model, yaitu
: Pertama, analisis horizontal atau dinamis. Kedua, analisis
vertikal atau statis. Perbandingannya, umtuk analisis horizontal laporan
keuangan yang dianalisa yaitu untuk beberapa periode. Sedangkan, untuk analisis
vertikal yaitu jika hanya membandingkan satu pos dengan pos yang lain dalam
satu laporan keuangan dan hanya meliputi dstu periode laporan keuangan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika
dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horizontal, kita akan
tahu terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari
periode ke periode lain dan akan memudahkan kita untuk mengambil keputusan
hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, sehubungan dengan perubahan yang
terjadi.
Dari hasil analisis perbandingan laporan keuangan, dapat diketahui sifat
dan tendensi perubahan yang terjadi yang ditunjukkan dalam bentuk :
1. Jumlah dalam rupiah,
2. Jumlah penurunan dalam rupiah,
3. Jumlah kenaikan dalam rupiah,
4. Perbandingan dalam persentasi, dan
5. Perbandingan dalam bentuk rasio.
F. Analisis Trend
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang
biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Data yang digunakan adalah data
data tahunan atau periode yang digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode
saja. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode maka metode
yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan mudah
diketahui kecenderungan atau trend atau arah dari posisi keuangan apakah
meningkat, menurun atau malah tetap dan biasanya dihitung dalam persentase.
Data keuangan yang akan digunakan untuk mengadakan analisis trend dengan
persentase adalah data yang paling awal.
G. Analisis Persentase Per Komponen
Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis laporan
keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan
baik yang ada di neraca maupun laba rugi.
Tujuan analisis persentase per komponen
adalah untuk mengetahui hal-hal berikut :
1. Persentasi investasi terhadap masing-masing
aktiva atau terhadap passiva;
2. Struktur permodalan;
3. Komposisi biaya terhadap penjualan.
Analisis Laporan Keuangan
UNILEVER INDONESIA Tbk
NERACA PERBANDINGAN
Per 31 Desember 2017 dan 2018 (dalam jutaan)
|
Periode
|
Naik/Turun
|
||
Pos-pos dalam Neraca
|
Tahun
2017
|
Tahun
2018
|
Rupiah
|
%
|
Aktiva Lancar
|
|
|
|
|
Kas dan Setara Kas
|
404,784
|
351,667
|
(53,117)
|
(13,12)
|
Piutang Usaha
|
|
|
|
|
Piutang Usaha Pihak Ketiga
|
4,346,917
|
4,485,405
|
138,488
|
3,19
|
Piutang Usaha Pihak Berelasi
|
368,637
|
498,066
|
129,429
|
35,11
|
Piutang Lainnya
|
|
|
|
|
Piutang Lainnya Pihak Ketiga
|
72,986
|
92,172
|
19,186
|
26,29
|
Piutang Lainnya Pihak Berelasi
|
66,285
|
27,763
|
(38,522)
|
(58,12)
|
Persediaan Lancar
|
|
|
|
|
Persediaan Lancar Lainnya
|
2,393,540
|
2,658,073
|
264,533
|
11,05
|
Biaya Diayar Dimuka Lancar
|
109,578
|
164,820
|
55,242
|
50,41
|
Pajak Dibayar Dimuka Lancar
|
3,707
|
47,063
|
43,316
|
1,168
|
Asset Tidak Lancar atau Kelompok Lepasan
Diklasifikasikan Sebagai Dimiliki Untuk Dijual
|
175,201
|
0
|
(175,201)
|
(100)
|
Jumlah Asset Lancar
|
7,941,635
|
8,325,029
|
383,394
|
4,82
|
Asset Tidak Lancar
|
|
|
|
|
Aset Tetap
|
10,422,133
|
10,627,387
|
205,254
|
1,96
|
Goodwill
|
61,925
|
61,925
|
0
|
0
|
Aset Tak Berwujud Selain Goodwell
|
390,838
|
434,205
|
43,367
|
11
|
Aset Tidak Lancar Non-Keuangan Lainnya
|
89,882
|
74,424
|
(15,458)
|
(17,20)
|
Jumlah Aset Tidak Lancar
|
10,964,778
|
11,197,941
|
233,163
|
2,12
|
Jumlah Aset
|
18,906,413
|
19,522,970
|
916,557
|
8,93
|
Liabilitas dan Ekuitas
|
|
|
|
|
Liabilitas
|
|
|
|
|
Liabilitas Jangka Pendek
|
|
|
|
|
Pinjaman Jangka Pendek
|
3,450,000
|
460,000
|
(2,990,000)
|
(86,67)
|
Utang Usaha
|
|
|
|
|
Utang Usaha Pihak Ketiga
|
4,291,308
|
4,288,383
|
(2,925)
|
(0,07)
|
Utang Usaha Pihak Berelasi
|
235,802
|
284,217
|
48,415
|
20,53
|
Utang Lainnya
|
|
|
|
|
Utang Lainnya Pihak Ketiga
|
965,798
|
1,338,860
|
373,062
|
38,62
|
Utang Lainnya Pihak Berelasi
|
709,313
|
772,680
|
63,367
|
8,93
|
Beban Akrual Jangka Pendek
|
2,288,992
|
2,681,273
|
392,281
|
17,13
|
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Jangka
Pendek
|
146,529
|
297,907
|
151,378
|
103,3
|
Utang Pajak
|
444,562
|
1,011,466
|
566,904
|
127,5
|
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
|
12,532,304
|
11,134,786
|
(1,397,518)
|
(11,15)
|
Liabilitas Jangka Panjang
|
|
|
|
|
Liabilitas Pajak Tangguhan
|
344,965
|
398,047
|
53,082
|
15,39
|
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Jangka
Panjang
|
855,746
|
412,004
|
(443,742)
|
(51,85)
|
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
|
1,200,721
|
810,051
|
(390,670)
|
(32,54)
|
Jumlah Liabilitas
|
13,733,025
|
11,944,837
|
(1,788,188)
|
(13,02)
|
Ekuitas
|
|
|
|
|
Ekuitas yang Diatribusikan kepada Pemilik
Entitas Induk
|
|
|
|
|
Saham Biasa
|
76,300
|
76,300
|
0
|
0
|
Tambahan Modal Disetor
|
96,000
|
96,000
|
0
|
0
|
Saldo Laba (akumulasi kerugian)
|
|
|
|
|
Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya
|
15,260
|
15,260
|
0
|
0
|
Saldo Laba yang Belum Ditentukan
Penggunaannya
|
4,985,828
|
7,390,573
|
2,404,745
|
48,23
|
Jumlah Ekuitas yang Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk
|
5,173,388
|
7,578,133
|
2,404,745
|
46,49
|
Jumlah Ekuitas
|
5,173,388
|
7,578,133
|
2,404,745
|
46,49
|
Jumlah Ekuitas dan Liabilitas
|
18,906,413
|
19,522,970
|
616,557
|
3,27
|
Berikut ini adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada pos-pos neraca :
Sisi Aktiva Lancar
1.
Kas terjadi penurunan sebesar Rp 53,117 atau sekitar
13,12%, yaitu penurunan dari tahun 2017 sebesar Rp 404,784 menjadi Rp 351,667
pada tahun 2016.
2.
Piutang usaha pihak ketiga juga terjadi peningkatan
sebesar Rp 138,488 atau sekitar 3,19% dari tahun 2017 sebesar Rp 4,346917
menjadi Rp 4,485,405 pada tahun 2018.
3.
Piutang usaha pihak berelasi mengalami kenaikan
sebesar Rp 129,429 atau sekitar 35,11% dari tahun 2017 sebesar Rp 368,637
menjadi Rp 498,066 pada tahun 2018.
4.
Piutang lainnya pihak ketiga juga mengalami kenaikan
sebesar Rp 19,186 atau sekitar 26,29% dari tahun 2017 sebesar Rp 72,986 menjadi
Rp 92,172 pada tahun 2018.
5.
Piutang lainnya pihak berelasi terjadi penurunan
sebesar Rp 38,522 atau sekitar 58,12% dari tahun 2017 sebesar Rp 66,285 menjadi
Rp 27,763 pada tahun 2018.
6.
Persediaan lancar lainnya terjadi kenaikan sebesar Rp
264,533 atau sekitar 11,05% dari tahun 2017 sebesar Rp 2,393,540 menjadi Rp
2,658,073 pada tahun 2018.
7.
Biaya dibayar dimuka lancar terjadi kenaikan sebesar
Rp 55,242 atau sekitar 50,41% dari tahun 2017 sebesar Rp 109,578 menjadi Rp
164,820 pada tahun 2018.
8.
Pajak dibayar dimuka lancar terjadi kenaikan sebesar
Rp 43,416 atau sebesar 1,168% dari tahun 2017 sebesar Rp 3,707 menjadi Rp
47,063 pada tahun 2018.
9.
Aset tidak lancar atau kelompok lepasan
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual terjadi penurunan sebesar Rp
175,201 atau sekitar 100% dari tahun 2017 sebesar Rp175,201 menjadi 0 pada
tahun 2018.
10. Jumlah aset lancar mengalami kenaikan
sebesar Rp 383,394 atau sekitar 4,82% dari tahun 2017 sebesar Rp 7,941,635
menjadi Rp 8,325,029 pada tahun 2018.
Aset Tidak Lancar
1.
Aset tetap terjadi peningkatan sebesar Rp 205,204 atau
sekitar 196% dari tahun 2017 sebesar Rp 10,422,133 menjadi Rp 10,627,387 pada
tahun 2018.
2.
Goodwill tidak mengalami perubahan dimana nilai pada
tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 61,925.
3.
Aset tak berwujud selain goodwill terjadi peningkatan
sebesar Rp 43,367 atau sekitar 11% dari tahun 2017 sebesar Rp 390,838 menjadi
Rp 434,205 pada tahun 2018.
4.
Aset tidak lancar non keuangan lainnya terjadi
penurunan sebesar Rp 15,458 atau sekitar 17,20% dari tahun 2017 sebesar Rp
89,882 menjadi Rp 74,424 pada tahun 2018.
5.
Jumlah aset tidak lancar terjadi peningkatan sebesar
Rp 233,163 atau sekitar 2,12% ari tahun 2017 sebesar Rp 10,964,778 menjadi Rp
11,197,941 pada tahun 2018.
6.
Jumlah aset terjadi kenaikan sebesar Rp 916,557 atau
sekitar 8,93% dari tahun 2017 sebesar Rp 18,906,413 menjadi Rp 19,522,970 pada
tahun 2018.
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
1.
Pinjaman jangka pendek terjadi penurunan sebesar Rp
2,990,000 atau sekitar 86,67% dari tahun 2017 sebesar Rp 3,450,000 menjadi Rp
460,000 pada tahun 2018.
2.
Utang usaha pihak ketiga terjadi penurunan sebesar Rp
2,925 atau sekitar 0,07% dari tahun 2017 sebesar Rp 4,291,308 menjadi Rp
4,288,383 pada tahun 2018.
3.
Utang usaha pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar Rp
48,415 atau sekitar 20,53% dari tahun 2017 sebesar Rp 235,802 menjadi Rp
284,217 pada tahun 2018.
4.
Utang lainnya pihak ketiga terjadi kenaikna sebesar Rp
373,062 atau sekitar 38,62 % dari tahun 2017 sebesar Rp 965,798 menjadi Rp
1,338,860 pada tahun 2018.
5.
Utang lainnya pihak berelasi terjadi kenaikan sebesar
Rp 63,367 atau sekitar 8,93% dari tahun 2017 sebesar Rp709,313 menjadi Rp 772,680
pada tahun 2018.
6.
Beban akrual jangka pendek terjadi kenaikan Rp 392,281
atau sebesar 17,13 % dari tahun 2017
sebesar Rp 2,288,992 menjadi Rp2,681,273 pada tahun 2018.
7.
Liabilitas imbalan pasca jangka pendek terjadi
kenaikan sebesar Rp 151,378 atau sekitar 103,3% dari tahun 2017 sebesar Rp
146,529 menjadi Rp 297,907 pada tahun 2018.
8.
Utang pajak terjadi kenaikan sebesar Rp 566,904 atau
sekitar 127,5% dari tahun 2017 sebesar Rp 444,562 menjadi Rp 1,011,466 pada
tahun 2018.
9.
Jumlah liabilitas jangka pendek terjadi penurunan
sebesar Rp 1,397,518 atau sekitar 11,15% dari tahun 2017 sebesar Rp 12,532,304
menjadi Rp11,134,786 pada tahun 2018.
Liabilitas Jangka Panjang
1.
Liabilitas pajak tangguhan terjadi kenaikan sebesar
Rp53,082 atau sekitar 15,39 % dari tahun 2017 sebesar Rp 344,965 menjadi Rp
398,047 pada tahun 2018.
2.
Kewajiban pasca kerja jangka panjang terjadi penurunan
sebesar Rp 443,742 atau sekitar 51,85% dari tahun 2017 sebesar Rp 855,746
menjadi Rp 412,004 pada tahun 2018.
3.
Jumlah liabilitas jangka panjang terjadi penurunan
sebesar Rp 390,670 atau sekitar 32,54% dari tahun 2017 sebesar Rp 1,200,721
menjadi Rp 810,051 pada tahun 2018.
4.
Jumlah liabilitas terjadi penurunan sebesar Rp
1,788,188 atau sekitar 13,02 % dari tahun 2017 sebesar Rp 13,733,025 menjadi Rp
11,944,837 pada tahun 2018.
Ekuitas
Ekuitas yang Diatribusikan kepada Entitas
Induk
1.
Saham biasa tidak mengalami perubahan dimana nilai
pada tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar Rp 76,300.
2.
Tambahan modal disetor juga tidak mengalami perubahan
dimana nilai pada tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 96,000.
3.
Saldo laba yang ditentukan penggunaannya juga tidak
mengalami perubahan dimana nilai pada tahun 2017 dan 2018 sebesar Rp 15,260.
4.
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya terjadi
kenaikan sebesar Rp 2,404,745 atau sekitar 48.23% dari tahun 2017 sebesar Rp
4,985,828 menjadi Rp 7,390,573 pada tahun 2018.
5.
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk terjadi kenaikan sebesar Rp 2,404,745 atau sekitar 46,49 % dari
tahun 2017 sebesar Rp 5,173,388 menjadi Rp 7,578,133 pada tahun 2018.
6.
Jumlah ekuitas terjadi kenaikan sebesar Rp 2,404,745
atau sekitar 46,49 % dari tahun 2017 sebesar Rp 5,173,388 menjadi Rp 7,578,133
pada tahun 2018.
7.
Jumlah ekuitas dan liabilitas terjadi kenaikan sebesar
Rp 616,557 atau sekitar 3,27% dari tahun 2017 sebesar Rp 18,906,413 menjadi Rp
19,522,970 pada tahun 2018.
PT UNILEVER TBK
LAPORAN
LABA / RUGI
KOMPREHENSIF
Komponen laporan laba/rugi
|
Tahun 2017
|
Tahun 2018
|
Naik ( turun )
|
Dalam %
|
Penjualan dan pendapatan
usaha
|
41,204,510
|
41,802,073
|
597,563
|
1.45%
|
Beban pokok penjualan dan
pendapatan
|
(19,9 84,776)
|
( 20,709,800)
|
725,024
|
3.62%
|
Jumlah laba bruto
|
21,219,734
|
21,092,273
|
(127,461)
|
-1.62%
|
Beban penjualan
|
(7,839,378)
|
(7,719,088)
|
(120,299)
|
-1.53%
|
Beban umum dan administrasi
|
(3,875,371)
|
(3,917,,171)
|
41,800
|
1.07%
|
Pendapatan keuangan
|
3,579
|
15,776
|
12,197
|
340%
|
Beban keuangan
|
(127,682)
|
(108,642)
|
(19,040)
|
-14.9%
|
Pendapatan lainnya
|
0
|
2,822,616
|
2,822,616
|
0
|
Beban lainnya
|
(9,212)
|
(0)
|
9,212
|
0
|
Jumlah laba rugi sebelum pajak
penghasilan
|
9,371,661
|
12,185,764
|
2,814,103
|
30.3%
|
Pendapatan ( beban ) pajak
|
(2, 367,099)
|
(3,076,319)
|
(709,220)
|
29.96%
|
Jumlah laba( rugi) dari operasi
yang di langjutkan
|
7,004,562
|
9,109,445
|
2,104,883
|
30.05%
|
Jumlah laba ( rugi )
|
7,004,562
|
9,109,445
|
2,104,883
|
30.05%
|
Pendapatan
komprehensif lainnya , setelah cpajak
|
|
|
|
|
Pendapatan
komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi , setelah
pajak
|
|
|
|
|
Pendapatan komprehensif lainnya atas
pengukuran kembali kewajiban manfaat pasti, setelah pajak
|
102,668
|
276,750
|
174,082
|
169.5%
|
umlah pendapatan komprehensif lainnya yang
tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, setelah pajak
|
102,668
|
276,750
|
174,082
|
169.5%
|
Jumlah pendapatan komprehensif
lainnya, setelah pajak
|
102,668
|
276,750
|
174,082
|
169.5%
|
jumlah laba rugi komprehensif
|
7,107,230
|
9,386,195
|
2,278,965
|
32.06%
|
Laba
(rugi) yang dapat diatribusikan
|
|
|
|
|
Laba (rugi) yang dapat
diatribusikan ke entitas induk
|
7,004,562
|
9,109,445
|
2,104,883
|
30.05%
|
Laba
/ rugi komprehensif yang dapat diatribusikan
|
|
|
|
|
Laba / rugi komprehensif yang
dapat diatribusikan ke entitas induk
|
7,107,230
|
9,386,195
|
2,278,965
|
32.06%
|
Laba
( rugi ) per saham
|
|
|
|
|
Laba
per saham dasar di atribusikan kepada pemilik entitas induk
|
|
|
|
|
Laba (rugi) per saham dasar dari
operasi yang di langjutkan
|
918
|
1,194
|
276
|
30.06%
|
Berikut adalah
perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos laporan laba rugi:
1.
Penjualan dan pendapatan usaha meningkat Rp 597,563 atau sebesar 1.45% dari tahun 2017
Rp.41,204,510 menjadi 41, 802,073 pada
tahun 2018 . hal ini di sebabkan karna adanya penambahan barang yang di jual
dan laku di pasaran .
2.
Beban pokok penjualan dan
pendapatan meningkat Rp.725,024 atau
sebesar 3.62% dari tahun 2017 sebesar Rp.(19,984,776) menjadi ( 20,709,800) pada tahun 2018 . hal
ini di sebabkan seiring dengan meningkatnya penjualan pada satu tahun terakhir.
3.
Jumlah laba bruto menurun
Rp.(127,461) atau sebesar -1.62%
dari tahun 2017 sebesar Rp.21,219,734 menjadi
Rp. 21,092,273 pada tahun 2018 .
4.
Beban penjualan menurun
Rp.(120,299) atau sebesar -1.53%
dari tahun 2017 sebesar Rp.(7,839,378) menjadi Rp. (7,719,088) pada tahun 2018.
5.
Beban umum dan adminisstrasi meningkat Rp.41,800 atau sebesar 1.07% dari
tahun 2017 Rp.3,875,371 menjadi Rp. 3,917,171 pada tahun 2018 .
6.
Pendapatan keuangan meningkat Rp.12,197 atau sebesar 340% dari
tahun 2017 sebesar Rp.3,579 menjadi sebesar Rp.15,776 pada tahun 2018 .
7.
Beban keuangan menurun Rp.19,040 atau sebesar -14.9% dari tahun 2017 sebesar Rp.127,682
menjadi Rp.108,642 pada tahun 2018 .
8.
Jumlah laba rugi sebelum pajak meningkat sebesar Rp. 2,814,103 atau
sebesar 30.3% dari tahun 2017sebesar Rp. 9,371,661 menjadi Rp.12,185,764 pada
tahun 2018.
9.
Pendapatan (beban) pajak meningkat Rp.709,220 atau sebesar 29,96%
.dari tahun 2017 sebesar Rp.2,367,099 menjadi Rp.3,076,319 pada tahun 2018 .
10.
Jumlah laba (rugi) dan operasi yang di langjutkan meningkat
Rp.2,104,883 atau sebesar 30.05% . dari tahun 2017 sebesar 7,004,562 menjadi
Rp. 9, 109,445 pada tahun 2018.
11.
Jumlah laba (rugi) meningkat Rp.2,104,883 atau sebesar 30.05% .
dari tahun 2017 sebesar 7,004,562 menjadi Rp. 9, 109,445 pada tahun 2018.
12.
Pendapatan komprehensif lainnya atas pengukuran kembali kewajiban
manfaat pasti, setelah pajak menigkat Rp. 174,082 atau sebesar 169,5% . dari
tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi Rp.276,750 pada tahun 2018.
13.
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan di
reklasifikasikan ke laba rugi ,setelah pajak menigkat Rp.174,082 atau sebesar
169.5%. dari tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi Rp.276,750 pada tahun 2018.
14.
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah pajak meningkat
Rp.174,082 atau sebesar 169.5%. dari tahun 2017 sebesar Rp.102,668 menjadi
Rp.276,750 pada tahun 2018.
15.
Jumlah laba rugi dan komprehensif menigkat Rp.2,278,965 atau
sebesar 32.06% . dari tahun 2017 Rp. 7,107,230 menjadi sebesar Rp.9,386,195
pada tahun 2018.
16.
Laba (rugi) yang dapat di atribusikan ke entitas induk meningkat Rp.2,104,883
atau sebesar 30.05% . dari tahun 2017
sebesar Rp.7,004,562 menjadi sebesar Rp.9,109,445 paada tahun 2018 .
17.
Laba/rugi komprehensif yang dapat di atribusikan ke entiras induk
menigkat Rp. 2,278,965 atau sebesar 32.06% . dari tahun 2017 sebesar Rp.7,107,
230 menjadi sebesar Rp.9,386,195 pada tahun 2018.
18.
Laba (rugi) per saham dasar dari operasi yang di langjutkan
menigkat Rp.276 atau sebesar 30,06% . dari tahun 2017 sebesar Rp.918 menjadi
sebesar Rp.1,194 pada tahun 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar