KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari
kesempurnaan.
Pembuatan
makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam
menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa Indonesia terkhusus pada
pemakaian huruf dan pemisahan
suku kata.
Pada
kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna
untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam pemakaian huruf dan pemisahan suku kata.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu
kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam pemakaian huruf adalah
suatu persoalan yang sederhana. Dalam
kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang salah dalam pemakaian huruf dan
pemisahan suku kata.
Pengertian
yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa setiap kata mengungkapkan
sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat penyalur gagasan yang akan disampaikan
kepada orang lain.
Tujuan
manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara pembicara
dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata-kata disatu-padukan dalam
suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada
dalam suatu bahasa. Dalam
hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu faktor penentu dalam
komunikasi.
Pemilihan
kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis
maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.Pemilihan kata berhubungan erat
dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah
mengarang. Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang
kita bicarakan menjadi lebih berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami
dan dimengerti oleh orang lain.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pemakaian huruf pada Bahasa tulis ?
2.
Bagaimana pemakaian huruf capital pada Bahasa tulis ?
3.
Bagaimana pemakaian huruf miring pada Bahasa tulis ?
4.
Bagaimana pemisahan suku kata dalam Bahasa tulis ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf pada Bahasa tulis.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf capital.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf miring pada Bahasa
tulis.
4.
Untuk mengetahui bagaimana pemisahan suku kata pada Bahasa
tulis.
1. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan menggunakan 26
huruf, dimulai dari /a/ hingga /z/. Beberapa huruf diantaranya, yaitu huruf /f/,
/v/, /x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang digunakan secara resmi
di dalam Bahasa Indonesia.
Contoh :
·
Fakta tidak boleh digantikan oleh pakta
·
Aktif tidak boleh diganti dengan aktip
·
Valuta tidak boleh diganti dengan paluta
·
Pasiv tidak boleh diganti dengan pasip
Meskipun huruf-huruf serapan
sudah dimasukkan ke dalam Bahasa Indonesia, harus kita ingat ketentuan
pemakaian huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama istilah
khusus, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/. Demikian
pula huruf /x/ dapat dipakai lambing seperti xenon, sinar X, x+y. Huruf /x/
apabila terdapat pada tengah kata dan akhir kata diganti dengan huruf gugus
konsonan /ks/.
Contoh :
·
Quadrat harus ditulis dengan Kuadrat
·
Aquarium harus ditulis dengan akuarium
Huruf /k/ selain untuk
melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan bunyi hamzah
(glottal).
Contoh:
·
Ta’zim harus diganti dengan taksim
·
Ma’ruf hsrud diganti dengan makruf
a) Huruf
Kapital
Huruf
kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus, biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya.
Terdapat banyak aturan-aturan yang mengatur penggunaan huruf kapital, diantaranya :
• Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama kata pada awal kalimat.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi atau nama tempat.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
orang.
• Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,
dan bahasa.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua nama
negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan.
Dari aturan-aturan tersebut, terdapat pula larangan
tentang penggunaan huruf kapital, diantaranya :
• Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.
• Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
b)
Huruf miring
Huruf miring ialah huruf yang tercetak miring dalam
terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, huruf-huruf ini juga
dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing.
Huruf Miring Untuk Mengkhususkan Huruf
Huruf miring
dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh:
·
Huruf
pertama kata abad ialah
a.
·
Dia
bukan menipu tetapi ditipu.
·
Buatlah
kalimat dengan berlepas
tangan.
Huruf Miring Untuk Penulisan Nama
Ilmiah
Contoh:
·
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia
mangostama.
·
Politik devide et impere pernah merajalela di negeri ini.
Contoh penempata dalam penulisan huruf
miring :
1.
Menuliskan nama buku, majalah dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan
2.
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata
3.
Menuliskan kata atau ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia (Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang
akan dicetak miring digaris bawahi)
c)
Huruf tebal
Huruf tebal adalah huruf yang di cetak
tebal atau berat. Hiuruf tebal juga berarti huruf vet.
Contoh penempatan dalam penulisan
huruf tebal :
1.
Menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka dan lampiran
2.
Tidak dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata untuk keperluan itu
digunakan huruf miring.
3.
Menuliskan lema ( kata atau frasa )
dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi
dalam cetakan kamus
4.
2. Pemisahkan suku kata
Pemenggalan
kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan
pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf
vokal(hutuf hidup) dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e,
o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j
dan lain – lain. Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya
adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah
menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan. Pemenggalan kata
dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip
otografis.
1. Pemenggalan
kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan
tersebut.
Contoh:
Kabar > ka-bar
Sopan > so-pan
Makan > ma-kan
2.
Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang
berurutan ditengahnya dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut.
Contoh:
Buah > Bu-ah
Ideal > I-de-al
Kuota > Ku-o-ta
3.
Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae,
ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan,
diperlakukan sebagai satu suku.
Contoh :
Aula > au-la
Santai > san-tai
Amboi > am-boi
4.
Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan
berurutan yang tidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara kedua huruf
konsonan itu.
Contoh :
Arsip > ar-sip
Kapten > kap-ten
Kurban > kur-ban
5.
Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan
huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal,
dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu.
Contoh:
Akhlak
> akh-lak,
Bangku
> bang-ku,
Sunyi
> su-nyi.
6.
Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf
konsonan berurutan ditengahnya dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf
konsonan kedua.
Contoh:
Instrumen > in-stru-men,
Implikasi > im-pli-ka-si,
Kontraktor > kon-trak-tor.
7. Pemenggalan
kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagai berikut:
Jika
trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai
bentuk utuh.
Contoh:
Transmigrasi > trans-mig-ra-si,
Transaksi > trans-ak-si,
Transfusi > trans-fu-si.
Jika
trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar.
Contoh:
Transit > tran-sit
Transparansi > tran-spa-ran-si
Transkripsi > tran-skrip-si
8. Pemenggalan
kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini :
Jika
unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan, dengan kata yang
mengandung unsur in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur
berikutnya.
Contoh:
Eksternal > eks-ter-nal
Eksplisit > eks-pli-sit
Ekspor > eks-por
Bentuk
lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai kata utuh.
Contoh:
Ekses > ek-ses
Eksodus > ek-so-dus
Eksistensi > ek-sis-ten-si
Eksperimen > ek-spe-ri-men
9.
Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur
dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, Pemenggalan
dilakukan diantara unsur-unsurnya.
Contoh
:
Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fi
Kilogram > kilo-gram > ki-lo-gram
Introspeksi > intro-speksi > in-tro-spek-si
Kecuali
:
Endoskopis > en-dos-ko-pis
Telegrafis > te-le-gra-fis
Atmosferis > at-mo-sfe-ris
10. Pemenggalan
unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut:
Yang
didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal.
Contoh
:
Egoisme > e-go-is-me
Heroisme > he-ro-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me
Yang
didahului konsonan, dipenggal sebelum huruf konsonan,
Contoh:
Absolutisme > ab-so-lu-tis-me
Humanisme > hu-ma-nis-me
Patriotisme > pa-tri-o-tis-me
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Penggunaan huruf adalah aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca
sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa
dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Huruf
kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari
huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam
kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
Cara
pengunaan huruf kapital yang baik dan benar adalah dengan mengikuti aturan baku
yang telah ditetapkan dalam penggunaan huruf kapital seperti yang sudah
dituliskan di dalam makalah ini.
Pengunaan huruf kapital pada saat ini kurang
diperhatikan penggunaannya yang sesuai dengan aturan. Hal ini dikarenakan
karena kebanyakan orang menganggap hal itu tertalu rumit dan cenderung memilih
jalan yang praktis saja.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu
kita sebagai calon pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri
kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
dengan cara mempelajari makalah yang kami susun ini. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk
Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar
Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana.
http://bahasaindonesiasmisgs.blogspot.com/2009/03/huruf-kapital.html
Widya. 2010. Pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia Yang
disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar