Rabu, 15 Mei 2019

Makalah Pemakaian Huruf dan Pemisahan Suku Kata

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari kesempurnaan.

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran dalam menimbah ilmu utamanya dalam pelajaran bahasa Indonesia terkhusus pada pemakaian huruf dan pemisahan suku kata.

Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam pemakaian huruf dan pemisahan suku kata.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu kesalahan besar jika kita menganggap bahwa persoalan dalam pemakaian huruf adalah suatu persoalan yang sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang salah dalam pemakaian huruf dan pemisahan suku kata.
Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain.
Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling memahami antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan pembaca. Dalam berkomunikasi, kata-kata disatu-padukan dalam suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada dalam suatu bahasa. Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah satu faktor penentu dalam komunikasi.
Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.Pemilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjadi lebih berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

                                     B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pemakaian huruf pada Bahasa tulis ?
2.      Bagaimana pemakaian huruf capital pada Bahasa tulis ?
3.      Bagaimana pemakaian huruf miring pada Bahasa tulis ?
4.      Bagaimana pemisahan suku kata dalam Bahasa tulis ?

C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf pada Bahasa tulis.
2.      Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf capital.
3.      Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf miring pada Bahasa tulis.
4.      Untuk mengetahui bagaimana pemisahan suku kata pada Bahasa tulis.

1. Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan menggunakan 26 huruf, dimulai dari /a/ hingga /z/. Beberapa huruf diantaranya, yaitu huruf /f/, /v/, /x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang digunakan secara resmi di dalam Bahasa Indonesia.
Contoh :
·         Fakta tidak boleh digantikan oleh pakta
·         Aktif tidak boleh diganti dengan aktip
·         Valuta tidak boleh diganti dengan paluta
·         Pasiv tidak boleh diganti dengan pasip
Meskipun huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam Bahasa Indonesia, harus kita ingat ketentuan pemakaian huruf /q/ dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama istilah khusus, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/. Demikian pula huruf /x/ dapat dipakai lambing seperti xenon, sinar X, x+y. Huruf /x/ apabila terdapat pada tengah kata dan akhir kata diganti dengan huruf gugus konsonan /ks/.
Contoh :
·         Quadrat harus ditulis dengan Kuadrat
·         Aquarium harus ditulis dengan akuarium
Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan bunyi hamzah (glottal).
  Contoh:
·         Ta’zim harus diganti dengan taksim
·         Ma’ruf hsrud diganti dengan makruf

a)      Huruf Kapital

Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus, biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya. 
         
Terdapat banyak aturan-aturan yang mengatur penggunaan huruf kapital, diantaranya :
• Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
• Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan.

Dari aturan-aturan tersebut, terdapat pula larangan tentang penggunaan huruf kapital, diantaranya :
• Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat    yang tidak diikuti nama orang atau nama tempat.
• Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

b)      Huruf miring
Huruf miring ialah huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing.

                                      Huruf Miring Untuk Mengkhususkan Huruf

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.

Contoh:

·         Huruf pertama kata abad ialah a.

·         Dia bukan menipu tetapi ditipu.

·         Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.

Huruf Miring Untuk Penulisan Nama Ilmiah

Contoh:

·         Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostama.
·         Politik devide et impere pernah merajalela di negeri ini.
Contoh penempata dalam penulisan huruf miring :
1.      Menuliskan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
2.      Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
3.      Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia (Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring digaris bawahi)
c)      Huruf tebal
Huruf tebal adalah huruf yang di cetak tebal atau berat. Hiuruf tebal juga berarti huruf vet.
Contoh penempatan dalam penulisan huruf tebal :
1.      Menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka dan lampiran
2.      Tidak dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
3.      Menuliskan lema ( kata atau frasa ) dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi dalam cetakan kamus
4.       
2. Pemisahkan suku kata
Pemenggalan kata merupakan pemisahan huruf/kelompok huruf dari kata. Sebelum melakukan pemenggalan kata, yang harus dipahami terlebih dahulu adalah membedakan huruf vokal(hutuf hidup) dengan huruf konsonan. Huruf vokal terdiri dari a, i, u, e, o. Sedangkan huruf konsonan adalah huruf selain vokal contoh k, j, l, m, n, j dan lain – lain. Setelah memahami huruf vokal dan huruf konsonan, selanjutnya adalah memahami suku kata. Suku kata merupakan bagian kata, cara mudah menentukan suku kata yaitu dengan memperhatikan pengucapan. Pemenggalan kata dasar baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip otografis.

1.      Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut.
Contoh:
Kabar > ka-bar
Sopan > so-pan
Makan > ma-kan
2.      Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vocal yang berurutan ditengahnya dilakukan diantara kedua huruf vocal tersebut.
            Contoh:
            Buah > Bu-ah
            Ideal > I-de-al
            Kuota > Ku-o-ta
3.      Suku kata yang mengandung gugus vocal au, ai, oi, ae, ei, eu, dan ui baik dalam kata-kata Indonesia maupun dalam kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku.
Contoh :
Aula > au-la
Santai > san-tai
Amboi > am-boi
4.      Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak me-wakili satu fonem dilakukan diantara kedua huruf konsonan itu.
Contoh :
Arsip > ar-sip
Kapten > kap-ten
Kurban > kur-ban
5.      Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal, dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan digraf itu.
Contoh:
Akhlak > akh-lak,
Bangku > bang-ku,
Sunyi > su-nyi.
6.      Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan ditengahnya dilakukan diantara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua.
Contoh:
Instrumen > in-stru-men,
Implikasi > im-pli-ka-si,
Kontraktor > kon-trak-tor.
7.      Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans dilakukan sebagai berikut:
Jika trans diikuti bentuk bebas, maka Pemenggalan dilakukan memisahkan trans sebagai bentuk utuh.
Contoh:
Transmigrasi > trans-mig-ra-si,
Transaksi > trans-ak-si,
Transfusi > trans-fu-si.
Jika trans diikuti bentuk terikat, Pemenggalan seluruh data dilakukan dengan mengikuti pola Pemenggalan kata dasar.
Contoh:        
Transit > tran-sit
Transparansi > tran-spa-ran-si
Transkripsi > tran-skrip-si
8.      Pemenggalan kata yang mengandung eks dilakukan seperti dibawah ini :
Jika unsur eks ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan, dengan kata yang mengandung unsur in dan im, Pemenggalan dilakukan diantara unsur eks dan unsur berikutnya.
Contoh:
Eksternal > eks-ter-nal
Eksplisit > eks-pli-sit
Ekspor > eks-por
Bentuk lain yang mengandung unsur eks, dipenggal sebagai kata utuh.
Contoh:
Ekses > ek-ses
Eksodus > ek-so-dus
Eksistensi > ek-sis-ten-si
Eksperimen > ek-spe-ri-men
9.      Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, Pemenggalan dilakukan diantara unsur-unsurnya.
Contoh :
Fotografi > foto-grafi > fo-to-gra-fi
Kilogram > kilo-gram > ki-lo-gram
Introspeksi > intro-speksi > in-tro-spek-si
Kecuali :
Endoskopis > en-dos-ko-pis
Telegrafis > te-le-gra-fis
Atmosferis > at-mo-sfe-ris
10.  Pemenggalan unsur asing yang berakhiran isme dilakukan sebagai berikut:
Yang didahului satu vocal, dipenggal setelah huruf vocal.
Contoh :
Egoisme > e-go-is-me
Heroisme > he-ro-is-me
Hinduisme > hin-du-is-me
Yang didahului konsonan, dipenggal sebelum huruf konsonan,
Contoh:
Absolutisme > ab-so-lu-tis-me
Humanisme > hu-ma-nis-me
Patriotisme > pa-tri-o-tis-me
PENUTUP


 A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Penggunaan huruf adalah aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
Cara pengunaan huruf kapital yang baik dan benar adalah dengan mengikuti aturan baku yang telah ditetapkan dalam penggunaan huruf kapital seperti yang sudah dituliskan di dalam makalah ini.
          Pengunaan huruf kapital pada saat ini kurang diperhatikan penggunaannya yang sesuai dengan aturan. Hal ini dikarenakan karena kebanyakan orang menganggap hal itu tertalu rumit dan cenderung memilih jalan yang praktis saja.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan yaitu kita sebagai calon pendidik, harus selalu menggali potensi yang ada pada diri kita. Cara menggali potensi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan cara mempelajari makalah yang kami susun ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.





DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://bahasaindonesiasmisgs.blogspot.com/2009/03/huruf-kapital.html

Widya. 2010. Pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia Yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung : Yrama Widya

Diposting 13th April 2016 oleh Fadiaz Riski Azis  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar